Powered By Blogger

Selasa, 09 Agustus 2011

Translate dialektologi

IHWAL DIALEKTOLOGI DIAKRONIS

1. PENGERTIAN DIALEKTOLOGI DIAKRONIS

Dialektologi pada dasarnya merupakan ilmu tentang dialek atau salah satu cabang linguistik yang mengkaji perbedaan-perbedaan isolek (istilah netral untuk perbedaan dialek) dengan memeperlakukan perbedaan tersebut secara utuh. Dialke biasanya dianggap bentuk isolek yang standar dan berstatus rendah. Konotasi negatif yang diberikan pada istilah dilalek berkaitan dengan sudut pandang sosiolinguistik tentang penilaian penutur terhadap keragaman isolek dan pemilihan sosial yang berkaitan dengan bahasa dan kelakuan berbahasa.

Sedangkan diakronis adalah pendekatan terhadap bahasa dengan melihat perkembangannya sepanjang waktu, jadi bersifat historis. Jadi, keragaman isolek-isolek yang membentuk dialek atau subdialek itu berdasarkan historis suatu bahasa. Dan dalam pembicaraan mengenai suatu dialek maka perlu pembangdingan dengan dialek-dialek lain dari induk bahasa yang sama. Atau lebih jauh lagi dengan dialek dari bahasa lain yang mempengaruhi eksistensi dari bahasa tersebut. Secara diakronis pembicaraan tentang suatu dialek atau subdialek mencakup eksistensinya yang mencakup hubungan dialek atau subdialek dengan bahasa induknya, hubungan antar dialek atau subdialek, hubungan suatu dialek atau subdialek dengan dialek atau subdialek dari bahasa yang berbeda yang diduga ikut membentuk jatidiri suatu dialek atau subdialek.

Berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan pengertian dari dialketologi diakronis adalah suatu kajian tentang perbedaan-perbedaan isolek yang bersifat analitis sinkronis dengan penafsiran perbedaan-perbedaan isolek tersebut berdasarkan kajian yang bersifat historis atau diakronis.

2. BIDANG GARAPAN DIALEKTOLOGI DIAKRONIS

Bidang garapan dialektologi dilektologi diakronis mencakup dua aspek yaitu aspek sinkronis (deskriptif) dan diakronis (historis). Dari aspek sinkronis pengkajiannya didasarkan pada upaya berikut ini

a. Pendeskripsian perbedaan unsur kebahasaan yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, leksikon dan semantik termasuk pula aspek sosiolinguistik.

b. Pemetaan unsur kebahasaan yang berbeda

c. Penentuan isolek sebagai dialek atau saubdialek dengan berpijak pada pemetaan unsur bahasa

d. Mendeskripsikan ciri-ciri kebahasaan untuk mengenali suatu dialek atau subdialek dan untuk membedakan dengan yang lainnya.

Kemudian secara diakronis adalah:

a. Membuat rekonstruksi prabahasa dengan evidensi yang terdapat dalam dialek dan subdialek yang mendukungnya

b. Penelusuran pengaruh antar dialek dan subdialek bahasa yang diteliti serta persebaran geografisnya.

c. Penelusuran unsur kebahasaan yang merupakan inovasi internal maupun eksternal, termasuk bahasa sumber untuk iunovasi eksternal serta situasi persebaran geografis dalam tiap dialek atau subdialek.

d. Penelusuran unsur kebahasaan berupa bentuk relik pada dialek atau dialek yang telah diteliti persebaran geodrafisnya.

e. Penelusuran saling berhubungan saling berhubungan antara unsur-unsur kebahasaan yang berbeda diantara dialek atau subdialek bahasa yang diteliti.

f. Membuat analisis dialek yang inovatif dan konservatif.

g. Membuat rekonstruksi sejarah daerah yang diteliti.

Dari berbagai bahan garapan di atas mengemukakan bahwa dialektologi diakronis ingin memberikan gamabaran tentang dialek atau subdialek secara utuh mengenai ketergangtungannya dengan bahasa induk, dialek dan subdialek lain dalam satu bahasa atau dengan dialek atau subdialek dari bahasa lain yang pernah menjalin kontak dengan dialek atau subdialek tersebut.

3. DIALEKTOLOGI DAN LINGUISTIK

Dialektologi sebagai bagian dari linguistik dalam kajiannya selalu bertumpu pada konsep-konsep yang dikembangkan linguistik umum. Konsep tersebut seperti fonem, alofon, fitur distingtif, morf, morfem dan seterusnya. Konsep-konsep itu biasanya digunakan dalam deskripsi perbedaan unsur kebahasaan diantara daerah pengamatan dalam penelitian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar